PENDERITAAN RAKYAT
INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG
Jepang adalah salah satu Negara
yang pernah menjajah Indonesia selama 3 setengah tahun. Jepang datang ke
Indonesia pada tahun 1942. Rakyat Indonesia
tersiksa lahir maupun bathin pada saat penjajahan Jepang.
Pada saat inilah masyarakat
Indonesia banyak yang menderita, walaupun hanya 3 setengah tahun saja jepang
menjajah Negara kita, itu sangat terasa penderitaannya dibandingkan dengan
penjajahan Belanda di Indonesia selama 350 tahun.
Penderitaan yang dialami rakyat
Indonesia sangat memprihatinkan, Jepang mengambil bahan-bahan tanaman pembuat
obat, serta bahan-bahan makanan rakyat Indonesia dan lebih parahnya lagi Jepang
mengambil dan merusak pakaian-pakaian rakyat Indonesia . Jadinya rakyat
Indonesia kekurangan banyak gizi dan menjadikan diantara mereka banyak yang
sakit, pada saat itulah rakkyat merasa terancam oleh suhu yang dingin, oleh
karena itu mereka menggunakan pakaian yang terbuat dari karung goni, sungguh
kejam para penjajah Jepang ini.
Melihat hal itu, para pemimpin
dari berbagai golongan dan daerah melakukan perlawanan untuk menghentikan
penjajahan jepang yang kejam ini. Berikut ini adalah perlawanan yang dilakukan
masyarakat terhadap Jepang :
- - Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng tahun 1942
Perlawanan ini dipimpin
oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan rakyat Aceh juga terjadi di
Mereudu
pada tahun 1944.
pada tahun 1944.
- - Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat
Jepang memaksa petani di Kaplongan
untuk menyerahkan sebagian hasil buminya. Petani marah. Terjadilah perlawanan
terhadap pasukan Jepang.
- - Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat
Petani di Lohbener menolak
memberikan hasil panen padi kepada Jepang. Terjadilah peperangan terhadap
pasukan Jepang.
Penduduk dipaksa untuk membuat
pelabuhan dan lapangan terbang. Para pemimpin sepakat untuk menyerang Jepang.
Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober 1943. Mereka ditangkap dan dibunuh.
-
Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap
Perlawanan Peta Gumilir, Cilacap
terjadi pada bulan Juni 1945. Perlawanan ini dipimpin
oleh Kusaeri,komandan regu Peta di Cilacap. Kusaeri menyerah tetapi tidak
dijatuhi hukuman. Sudirman berhasil menolong dan membebaskannya.
- - Perlawanan di Singaparna,
Jawa Barat
Perlawanan Singaparna dipimpin
oleh Kiai Haji Zainal Mustafa. Beliau menolak seikeirei(membungkukkan
badan kepada Kai-sar Jepang Tenno Heika) dan
menentang romusha. Beliau memandang hal itu bertentangan dengan
ajaran Islam.
- - Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur
Tentara Peta di Blitar memberontak
di bawah pimpinan Shodanco F.X. Supriyadi. Namun Jepang dapat
mematahkan perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temanya ditangkap oleh
tentara Jepang.
Pada tanggal 15 Maret 1945,
perwira-perwira Peta yang memberontak diadili di Pengadilan Militer Jepang di
Jakarta. Dalam pengadilan itu, mereka dijatuhi hukuman mati. Perwira-perwira Peta
yang dijatuhi hukuman mati antara lain Muradi, Dr. Ismangil, Suparyono,
Sunarto, Halim Mangkudijaya, dan Supriyadi. Namun, Supriyadi menghilang dan
tidak menghadiri persidangan.
Sebagai warga masyarakat
Indonesia, kita wajib membela tanah air kita lahir maupun batin dengan jiwa
maupun raga, dan juga dengan kita belajar, diharapkan kita dapat mengalahkan keunggulan
jepang dalam segalanya, inilah bentuk perlawanan yang dapat kita lakukan
sekarang.
Sumber-sumber terkait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar