Senin, 29 Oktober 2012

MANUSIA dan CINTA KASIH


MANUSIA dan CINTA KASIH

Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang mempunyai jiwa dan perasaan, perasaan inilah yang kadang-kadang membuat manusia menjadi lemah ketika perasaan itu tersakiti dan bias juga menjadi kuat ketika perasaan itu mendapat motivasi dari seseorang.

Akhir-akhir ini manusia semakin banyak terserang penyakit hati yang biasanya disebut dengan “ galau “, nah… perasaan galau ini adalah perasaan yang timbul dari permasalahan yang menyangkut tentang cinta kasih atau percintaan, karena merasa tersakiti oleh orang yang dikasihinya.

Pengertian Cinta Kasih

Definisi Cinta menurut W. J. S. Poerwadarminta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan definisi kasih menurut beliau adalah perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.  Jadi kalau disimpulkan cinta kasih adalah perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.

Cinta kasih sangat diperlukan dalam kehidupan manusia, karena cinta kasih adalah sesuatu hal yang dapat mewarnai hari-hari dan kehidupan seseorang agar menjadi lebih indah dan damai, tetapi terkadang cinta kasih juga dapat membawa kehidupan seseorang menjadi hancur dan dalam keadaan putus asa, sehingga banyak manusia yang mengakhiri hidupnya dengan sia-sia hanya gara-gara masalah cinta.

Cinta Menurut Ajaran Agama

Menurut hadist Nabi Muhammad SAW, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai'an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai'an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :

1. lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,
2. lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan
3. lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri.

Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Alloh Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain.

Dalam Qur'an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:

1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.

2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya disbanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.

3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.

5. Cinta ra'fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).

6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja),sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin(Q/12:33)

7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi

8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
Inilah definisi cinta menurut pandangan agama Islam yang intinya adalah, cinta yang hakiki dan abadi adalah cinta kepada ALLAH SWT dan kepada Nabi MUHAMMAD SAW yang tidak akan pernah membawa penyesalan dan penderitaan bagi yang melaksanakannya.

Kasih Sayang

Kasih sayang merupakan suatu rasa yang murni ada dalam diri suatu makhluk yang diberikan oleh ALLAH SWT, agar saling saying menyayangi antara sesama. Tidak hanya manusia, binatang pun mempunyai rasa sayang terhadap pasangan hidup serta keluarganya, tetapi rasa sayang pun memiliki banyak tingkatan, namun kasih sayang ini dapat hilang jika terdapat pengkhianatan di dalam kasih sayang tersebut yang membuat tidak nyaman dan sudah hars diakhiri.

Menurut Erich Fromm (1983 : 54 ) dalam bukunya Seni Mencintai yang disebut cinta adalah sikap,suatu orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi dengan dunia keseluruhan,bukan menuju suatu “objek” cinta.Selanjutnya,ia mengemukakan juga tentang adanya cinta persaudaraan,cinta keibuan,cinta erotis,cinta diri sendiri,dan cinta terhadap Allah SWT.

Kemesraan

Rasa kemesraan sering menghinggapi kita sebagai manusia yang mempunyai pasangan hidup, rasa ini begitu hebat sehingga banyak orang yang merasakan itu akan sedih jika tidak direalisasikan kepada sang kekasih.

            Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.

Pemujaan

Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan dan Allah SWT Yang Maha Esa. Pemujaan kepada Allah SWT adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya. Cara pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Allah.

Terkadang kita sebagai makhluk yang mempunyai seorang yang istimewa dalam hidupnya, kita sering memuja-muja dia bukan untuk pemujaan sebagai Tuhan, tetapi pemujaan sebagai seorang yang dicintai. Pemujaan seperti ini banyak dilakukan ketika seseorang diantara dua orang kekasih ada yang merasa dikecewakan pasangannya, maka pasangannya pun melakukan hal tersebut untuk meyakinkan dan menghiburnya, agar kekasihnya tersebut kembali kepelukannya.

Itulah definisi pemujaan, pemujaan hanya dilakukan untuk Tuhan semesta alam Allah SWT, tidak boleh dilakukan untuk selain dari Allah, jika kita melakukan hal tersebut, maka kita akan digolongkan sebagai orang yang munafik dan telah kafir dari agamanya.

Belas Kasihan

Pada awalnya, belas kasihan adalah rasa iba yang timbul karena merasa bagian dari kesedihan yang dialami seseorang, sekarang belas kasihan timbul diantara cinta kasih. Jika di dalam cinta kasih timbul rasa belas kasihan diantara sesama, itu memungkinkan agar cinta mereka dapat abadi.

Belas kasih adalah kebajikan di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian .

Dalam surat Al –Qolam ayat 4,” maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT.”

Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia mengggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.

Sumber – sumber terkait :










Tidak ada komentar:

Posting Komentar