Senin, 29 Oktober 2012

KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN


KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

Latar Belakang
Budaya dasar dengan kesustraan sangat berkaitan dan berhubungan satu sama lain, karena kesusastraan termasuik ke dalam seni, yang terdiri dari beberapa seni keindahan yang dituangkan ke atas sebuah tulisan, sastra juga dapat dinikmati dengan perasaan dan jiwa kita, sehingga jiwa kita seakan-akan merasakan keindahan yang terdapat di dalam sebuah sastra.

Pendekatan Kesusastraan
Istilah sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti " teks yang mengandung instruksi  " atau " pedoman ", dari kata dasar śās- yang berarti " instruksi " atau " ajaran ". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada " kesusastraan " atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Kesusastraan juga termasuk ke dalam ilmu budaya dasar atau yang pada awalnya dinamakan Basic Humanities, karena Istilah Humanities sendiri berasal dari bahasa latin, humanus yang berari manusiawi, berbudaya, dan halus. Jadi, humantities berkaitan erat dengan nilai-nilai sebagai homo humanities.
Kesustraan mengenal beberapa istilah di bidangnya, seperti sastra dan sastrawi. Sastra merupakan kumpulan kata-kata yang terindah dalam bentuk teks sederhana, sedangkan sastrawi merupakan kumpulan kata-kata yang indah yang terdapat dalam nuansa berbentuk puitis dan abstraknya.
Selain itu, dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Ilmu Budaya Dasar sendiri adalah ilmu yang mencakup semua cabang humanities tersebut, sehingga diharapkan dengan memperlajari ilmu budaya dasar, seseorang dapat mengembangkan kepribadiaanya menjadi homo humanities.
Ini menunjukkan bahwa kesusastraan masih termasuk ke dalam ilmu budaya dasar yang masih berkaitan karena hubungan seni.

Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi
Istilah puisi menurut Samuel Taylor Coleridge adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
Kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1. Figura bahasa
2. Kata – kata yang bermakna ganda.
3. Kata – kata berjiwa.
4. Kata – kata yang sudah diberi nilai-nilai,rasa,dan asosiasi-asosiasi tertentu.

Berikut adalah beberapa alasan – alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD adalah :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
     Pengalaman hidup seseorang dapat dijadikan sebuah lantunan lagu maupun puisi yang sangat indah, karena mengandung unsur-unsur kenyataan yang sudah dialami  dan tidak mengherankan puisi tersebut dapat menjadi panutan untuk orang lain yang mempunyai pengalaman yang sama dengan makna puisi tersebut.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
     Puisi dapat membuat kita atau seseorang merenungi makna yang terkandung dalam pusisi tersebut, hingga ia merasakan ketenangan di dalam dirinya dan akan melakukan hal-hal yang baik setelah meresapi makna puisi yang telah dibaca.
3. Puisi dan keinsyafan social
     Puisi juga dapat menjadi media kesadaran sosial yang apabila dibacakan dapat membuat seseorang sadar akan perilaku mereka yang kadang-kadang tidak sesuai dengan norma

Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau lcarya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan pezicataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :

1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.

2. Prosa fiksi memberikan infonnasi
Fiksi memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam novel sexing kita dapat belajan sesuatu yang lebih datipada sejarah atau laporan jumalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.

3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.

4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman¬pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang dapat diambil dari semua uraian di atas tentang kesusastraan adalah kita dapat mengetahui bahwa kesusastraan itu masih termasuk ke dalam ilmu budaya dasar yang mempunyai sebuah penilaian tersendiri bagi yang mendengar maupun yang membacanya.
Seharusnya ilmu-ilmu budaya dasar dapat dikembangkan lagi menjadi lebih baik, karena ilmu-ilmu seperti itu dapat menjadi alat bantu keinsyafan seseorang yang telah melakukan banyak kesalahn dalam hidupnya.


Sumber-sumber terkait :
http://pheythieq.blogspot.com/2009/05/pengertian-puisi-menurut-para-ahli.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar