ILMU PENGETAHUAN
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
DEFINISI MENURUT PARA AHLI :
1. The Liang Gie, 1991
DEFINISI MENURUT PARA AHLI :
1. The Liang Gie, 1991
Sekumpulan proposisi sistematis
yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang benar dengan ciri pokok
yang bersifat general, rational, objektif, mampu diuji kebenarannya (verifikasi
objektif), dan mampu menjadi milik umum.
2. C, Verhaak
2. C, Verhaak
Pengetahuan yang diatur secara
sistematis dan langkah- langkah pencapaiannya
dipertanggung-jawabkan secara teoritis.
3. Cambridge-Dictionary 1995
3. Cambridge-Dictionary 1995
Ilmu Pengetahuan adalah kumpulan
pengetahuan yang benar, mempunyai objek dan tujuan tertentu dengan
sistim, met ode untuk berkembang serta berlaku universal
yang dapat diuji kebenarannya.
EMPAT HAL SIKAP YANG ILMIAH
Untuk mencapai suatu pengetahuan
yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi
empat hal yaitu :
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih
sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh
fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam
budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian,
namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
TEKNOLOGI
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh
fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam
budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian,
namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
TEKNOLOGI
Teknologi adalah satu ciri yang
mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi
keseluruhan sejarah.
Teknologi, menurut Djoyohadikusumo
(1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan
(engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu
science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu
pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai
ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya
satu terhadap lainnya.
Dari perspektif sejarah, seperti
digambarkan oleh Toynbee (2004, 35) teknologi merupakan salah satu ciri khusus
kemuliaan manusia bahwa dirinya tidak hidup dengan makanan semata. Teknologi
merupakan cahaya yang menerangi sebagian sisi non material kehidupan manusia.
Teknologi, lanjut Toynbee (2004, 34) merupakan syarat yang memungkinkan
konstituen-konstituen non material kehidupan manusia, yaitu perasaan dan
pikiran , institusi, ide dan idealnya. Teknologi adalah sebuah manifestasi
langsung dari bukti kecerdasan manusia.
FENOMENA TEKNIK
FENOMENA TEKNIK
Fenomena teknik paa masyarakat
ikini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis.
Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat
menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis.
Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat
menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang denGan
pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik
digambarkan sebagaia berikut :
1. Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri.
Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2. Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan
militer
3. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia,
manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia
yang bebas dari pengaruh teknik.
NILAI
1. Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri.
Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2. Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan
militer
3. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia,
manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia
yang bebas dari pengaruh teknik.
NILAI
Untuk memahami pengertian nilai
secara lebih dalam, berikut ini akan disajikan sejumlah definisi nilai dari
beberapa ahli.
“Value is an enduring belief that a
specific mode of conduct or end-state of existence is personally or socially
preferable to an opposite or converse mode of conduct or end-state of existence.”
(Rokeach, 1973 hal. 5)
“Value is a general beliefs about
desirable or undesireable ways of behaving and about desirable or undesireable
goals or end-states.” (Feather, 1994 hal. 184)
“Value as desireable
transsituatioanal goal, varying in importance, that serve as guiding principles
in the life of a person or other social entity.” (Schwartz, 1994 hal. 21)
Lebih lanjut Schwartz (1994) juga
menjelaskan bahwa nilai adalah (1) suatu keyakinan, (2) berkaitan dengan cara
bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu, (3) melampaui situasi spesifik, (4)
mengarahkan seleksi atau evaluasi terhadap tingkah laku, individu, dan
kejadian-kejadian, serta (5) tersusun berdasarkan derajat kepentingannya.
Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut, terlihat kesamaan pemahaman tentang nilai, yaitu (1) suatu keyakinan,
(2) berhubungan dengan cara bertingkah laku dan tujuan akhir tertentu. Jadi
dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah
laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip
atau standar dalam hidupnya.
Pemahaman tentang nilai tidak
terlepas dari pemahaman tentang bagaimana nilai itu terbentuk. Schwartz
berpandangan bahwa nilai merupakan representasi kognitif dari tiga tipe
persyaratan hidup manusia yang universal, yaitu :
1. kebutuhan individu sebagai organisme biologis
2. persyaratan interaksi sosial yang membutuhkan koordinasi interpersonal
3. tuntutan institusi sosial untuk mencapai kesejahteraan kelompok dan kelangsungan hidup kelompok (Schwartz & Bilsky, 1987; Schwartz, 1992, 1994).
KEMISKINAN
1. kebutuhan individu sebagai organisme biologis
2. persyaratan interaksi sosial yang membutuhkan koordinasi interpersonal
3. tuntutan institusi sosial untuk mencapai kesejahteraan kelompok dan kelangsungan hidup kelompok (Schwartz & Bilsky, 1987; Schwartz, 1992, 1994).
KEMISKINAN
Kemiskinan lazimnya dilukiskan
sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum
pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi
oleh tiga hal :
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan
pokok yang diperlukan
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi manusia terhadap kebutuhan
pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan
sistem nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau
rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan
pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah
masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara
manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan
nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat
pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.
Berdasarkan ukuran ini maka mereka
yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti
untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
FUNGSI KEMISKINAN
1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti
untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
FUNGSI KEMISKINAN
Jika kita menganut teori fungsionalis
dan statistika (Davis), maka kemiskinan memiliki sejumlah fungsi :
1. Fungsi ekonomi : penyediaan dana untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka
lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas.
2. Fungsi sosial : menimbulakan altruisme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi
kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya
badan amal.
3. Fungsi kultural : sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan dan
memperkaya budaya saling mengayomi antara sesama manusia.
4. Fungsi politik : sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk saling bersaing bagi
kelompok lain.
SUMBER :
http://id.wikipedia.org
1. Fungsi ekonomi : penyediaan dana untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka
lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas.
2. Fungsi sosial : menimbulakan altruisme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi
kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya
badan amal.
3. Fungsi kultural : sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan dan
memperkaya budaya saling mengayomi antara sesama manusia.
4. Fungsi politik : sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk saling bersaing bagi
kelompok lain.
SUMBER :
http://id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar