PEMUDA dan
SOSIALISASI
Latar Belakang
Ilmu Sosial Dasar sangat lekat
kaitannya dengan Sosialisasi, Terutama Para pemuda yang seharusnya memiliki
Sosialisasi yang tinggi. Tetapi pada saat ini para pemuda kurang peka terhadap
Sosialisasi, untuk itu saya akan membahasnya pada kesempatan kali ini.
Maksud Dan Tujuan
Pembahasan kali ini bermaksud
untuk mengingatkan kembali kepada muda mudi agar Sosialisasinya tinggi, karena
saat ini banyak para pemuda yang sosialisasinya kurang, karena kita semua hidup
tidak sendiri melainkan membutuhkan orang untuk bersosialisasi, karena jika
kita kurang sosialisasi maka kita akan merasa hidup seperti individual.
Teori
Pemuda adalah golongan manusia
manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih
baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung,
pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan
dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak
mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami
oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk
dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah
sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan
terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
jadi jelaslah sekarang keragaman
pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan
keragaman penduduk dalam suatu wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami
oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda
itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang
tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialainya itu kadang membingungkan dirinya
sendiri.
Pemuda Indonesia
Pemuda dalam pengertian adalah
manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya
program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan
pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai
berikut :
Masa bayi : 0 1 tahun
Masa anak : 1 12 tahun
Masa Puber : 12 15 tahun
Masa Pemuda : 15 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Dilihat dari segi budaya atau
fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian
sebagia berikut :
Golongan anak : 0 12 tahun
Golongan remaja : 13 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan
sumber daya manusia muda, 16 21 tahun keatas dipandang telah memiliki kematangan
pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yagn telah diperbolehkan untuk menjadi
pegawai baik pemerintah maupun swasta
Dilihat dari segi ideologis
politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 30 40 tahun, karena
merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Pengertian pemuda berdasarkan
umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3
katagori yaitu :
1. siswa, usia antara 6 18 tahun, masih duduk di bangku
sekolah
2. Mahasiswa usia antara 18 25 tahun beradi di perguruan
tinggi dan akademi
3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi
yaitu mereka yang berusia 15 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat
peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua
yaitu:
1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan-tuntutan lingkungan.
Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang
berlaku
Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang
berlaku
2. Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat
dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda pembangkit mereka adalah pengurai atu
pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat
dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan
perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari
masyarakat dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya
merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan
kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda pembangkit mereka adalah pengurai atu
pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat
dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan
perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari
masyarakat dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya
merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan
kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat
adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila,
dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai
mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama,
dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup
yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan
kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri
sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.
Sosialisasi Pemuda
Melalui proses sosialisasi,
seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses
sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di
tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau
belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan
kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini
sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan
menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya
gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah
satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan
sistem sosial.
Proses sosialisasi banyak
ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan.
Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma
kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu
dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses
sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang.
Kedirian (self)
sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan
memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri
sendiri membuat timbulnya sebutan aku atau saya sebagai kedirian subyektif yang
sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
1. Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu
setelah memperhatikan cara orang lain
memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya;
atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya;
atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
2. Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang
ideal. Orang bersangkutan mengetahui
dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-
bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial
dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-
bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial
Bertitik tolak dari pengertian
pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan
keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk
berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda.
Thomas Ford Hoult, menyebutkan
bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku
sesuai dengan standar yang terdapatdalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S.
Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu
menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan
mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang
sesuai dengan kebudayaan masyarakat.
Metodologi
Saya mengambil bahan untuk
pembahasan kali ini dari beberapa sumber online yang saya sebutkan URL nya di
daftar pustaka, dan ada beberapa yang saya tambahkan dan saya tulis sendiri,
dalam penulisannya tidak ada kata-kata yang ditambahkan di bagian teori karena
murni saya mencarinya dari blog pribadi milik orang lain.
Saya sebagai penulis, membuat
pembahasan seperti ini dengan terlebih dahulu memahami arti setiap kata yang
saya dapat dari berbagai sumber, lalu saya tuangkan beberapa di blog saya atau
beberapa tulisan pendek yang saya anggap penting untuk di post kan.
Studi Kasus
Ketua umum Koordinator Daerah
Provinsi Papua Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia, Yuliaunus Dwaa Amd.Kes
meminta panitia pelaksana Dialong Nasional Pemuda Papua yang digagas KNPI Papua
melakukan evaluasi kinerja apa yang sudah dibuat mereka selama ini.
Pasalnya, panitia pelaksana kegiatan dan DPD I KNPI Provinsi kurang melakukan
sosialisasi dengan baik kepada semua DPD DPD KNPI tingkat II serta organisasi
organisasi kemasyarakatan pemuda ( OKP ) yang tergabung di dalam di wadah KNPI
itu sendri.
Ia meminta panitia kegiatan tak
usah emosional menyalahkan pemerintah SBY serta Gubernur Provinsi Papua yang
tidak hadir dalam acara dialong tersebut. Bahkan ia meminta KNPI Provinsi Papua
meminta maaf kepada seluruh Pemuda Papua dan masyarakat adat Papua maupun
pemerintah.
Ia berharap agar supaya panitia
dan KNPI Provinsi Papua sementara itu, Ketua umum persatuan mahasiswa Katolik
Republik Indonesia (PMKRI), Simon Petrus Baru mengatakan panitia harus
melakukan evaluasi total termasuk KNPI Provinsi Papua sehingga lebih trasparan
lagi dalam mensosialisasikan kegiatan yang berskala nasional ini.
Pembahasan
Setelah membaca kisah di atas,
kita dapat menyimpulkan pentingnya sebuah Sosialisasi dalam melakukan kegiatan
bermasyarakat, apalagi kisah diatas adalah menyangkut kegiatan yang berskala
nasional. Bukan itu saja, sosialisasi perlu agar dari berbagai pihak dapat
saling mengerti dan memahami satu sama lain agar mendapatkan kata sepakat dari
berbagai pihak, karena hidup ini tidak sendiri maka dari itu sosialisasi itu
penting. Untuk Itu khususnya bagi para pemuda sosialisasi perlu ditingkatkan
lagi agar kelak kita akan selalu bersosialisasi setiap ada kegiatan seperti
contoh diatas.
Dengan proses sosialisasi,
seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah
masyarakat dan lingkungan budayanya. Melalui proses sosialisasi kepribadian
seseorang dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses
yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cara
hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi
dalam kelompoknya.
Kesimpulan
Kesimpulan Dari Pembahasan Kali Ini Adalah :
1. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu
bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-
tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.
tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.
2. Sosialisasi dan pemuda seharusnya sudah sangat erat
karena pemuda saat ini banyak melakukan
kegiatan yang memerlukan sosialisasi dari masyarakat sekitar.
kegiatan yang memerlukan sosialisasi dari masyarakat sekitar.
3. Pemuda masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah
yang lebih baik, agar dapat
melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung.
melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung.
Sumber-sumber terkait
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar